
Serial peringatan Kamen Rider ke 50 tahun sekaligus peringatan serial Kamen Rider Black ke 35 tahun ini mengusung kembali format ‘Mature & Darker’ setelah sebelumnya digunakan untuk me-reboot serial Kamen Rider Amazones di 2016 lalu. Mengikuti 2 film sebelumnya, yaitu Kamen Rider The First (2005) dan Kamen Rider The Next (2007) yang merupakan project pertama reboot serial Kamen Rider dengan unsur modern & pasar yang lebih dewasa.
Serial ini menceritakan ulang kisah dari Kamen Rider Black a.k.a Satria Baja Hitam dengan penuturan yang lebih serius & lebih berat dalam format 10 eps yang rata-rata durasinya 40 menit-an.
Inti ceritanya sih masih sama. Tentang 2 bocah yang jadi bahan experiment & penerus dari King of Creation. Tapi di luar itu semuanya bener-bener berbeda.
Serial ini mengimplementasikan inti cerita tersebut dalam sebuah drama revolusi politik. Mirip ama film Shin Godzilla yang tahun 2016 lalu. Hanya aja serial ini lebih banyak ke pergerakan aktivis dan ideologi dibanding politik pemerintahan kaya di film Shin Godzilla itu.
Sedang untuk konflik dan world building nya mengangkat tema co-exist & rasisme yang similar ama alur ceritanya X-Men. Perseteruan antara orang biasa dan Mutant. Kalo di serial ini disebut Kaijin. Si monsternya.
Disamping itu serial ini juga memperlihatkan aspek lain dalam kehidupan sosial ketika terdapat keberadaan entitas lain dalam peradaban manusia. Entah itu dari sisi manusia ato Monsternya. Dan hal itu bikin dunia nya makin Immersive-able alias berasa nyata.
Dan buat tropes Kamen Ridernya sendiri, serial ini sengaja menghilangkan konsep jagoan & penjahat. Ditambah dengan adanya elemen politik membuat batasan baik-buruk nya jadi makin bias.
Kotaro kini bukan lagi seorang pahlawan pembela keadilan. Tapi seorang tukang pukul bayaran paruh baya yang tinggal di sebuah bis rusak dan udah anti pati ama dunia. Berasa om-om madesu.
Tapi itu pendekatan yang cukup realistis mengingat apa yang sudah ia alami.
Sedang Gorgom si sekte monster nya di sini digambarkan sebagai sebuah partai ato golongan yang awalnya adalah sebuah perkumpulan aktivis pembela Kaijin yang kemudian menjadi sebuah organisasi yang bersembunyi di balik bayang-bayang pemerintahan.
Ini juga terdengar cukup realistis buatku. Karena kekuatan tertinggi dalam sebuah negara adalah kekuatan pemerintah. Dan sudah cukup wajar buat sekelompok aktivis menjadi sebuah organisasi politik.
Terus si Kotaro & Nobuhiko jadi anggota Gorgom & kemudian memusihinya juga bukan karena di cuci otak. Bahkan sampai saling bermusuhan itu murni karena ideologi yang mereka percaya. Masing-masing punya alasan yang cukup masuk akal untuk melandasi tindakan mereka.
Lalu buat aksinya, tergolong graphic. Sebelas-duabelas ama si Amazons. Dan parahnya lagi, beda ama ambient serial Amazons yang murky hijau gelap dengan darah berwarna hitam, setting serial ini cenderung terang dengan darah berwarna merah. Jadi berasa lebih dapet feel gore nya. 😀
Karena disini baik si Black Sun ato si Shadow Moon kalo ngalahin musuh ga pake tendangan ato pukulan maut. (Ada sih Pukulan ama Tendangan mautnya) Tapi mereka sukanya nusuk perut lawan terus narik usus ato jeroannya, ato gigit tubuh lawan sampai putus, kalo ga nyabut paksa kepala lawannya pake tangan.
Pedang mereka berdua aja dari bagian tubuh yang dicabut dari punggung mereka sendiri. Hardcore banget!
Dan semua kebrutalan itu diimbangi ama kesangaran dari desain rider & kaijin nya si Black Sun & Shadow Moon. Mantab!
Sedang buat alur ceritanya terstruktur dengan cukup rapi. Flashback dan kisah utamanya berjalan dengan porsi yang pas dan ga asal motong momentum adegan.
Pengungkapan misteri demi misteri dilakukan secara bertahap tanpa terkesan kaya Info Dump.
Terus serial ini juga berhasil memberi sebuah alasan yang cukup scientific dibalik sebuah mitos dan unsur keilahian dari sang Raja Penciptaan. Jadi tone cerita tetep konsisten dengan gaya penuturan ‘Grounded’ nya.
Ditambah lagi ngasih makna mendalam dari lambang di dada si Black Sun yang mirip kaya huruf S tidur ada titiknya itu, dan tetep punya korelasi dengan cerita. Yang mana adalah lambang infinite setengah jalan. Ato yang ga selesai satu putaran.

Overall serial ini cukup berhasil menerapkan kisah Kamen Rider ke dalam format yang lebih mainstream. Secara Kamen Rider itu emang design nya Niece banget.
Sangat susah buat mentranslate ke-khas-an Kamen Rider ke medium umum tanpa merubah essensi nya kalo menurutku. Jadi serial ini tergolong berhasil. Cerita dapet, ke-khas-an Rider nya juga dapet. Meski rasanya jadi kaya nanggung gitu.
Dan bisa dipastikan ga akan ada season 2 nya tanpa merubah inti dari serial originalnya. Tapi kalo pun tetep dibikin lanjutannya sih aku tetep tertarik buat nonton. Karena itu berarti bakalan jadi cerita Kamen Rider ‘Mature’ yang baru. Aku butuh asupan kisah Rider Mature kaya gini!