
Peringatan serial ini menampilkan cukup banyak adegan sadis dan potongan tubuh. Jadi cukup gore buat penonton casual.
Nilainya 1.8/5
Spoiler Alert!
Serial ini punya pembukaan yang menarik. Yang mana dimulai langsung di awalan build up climak nya.
Tapi riskannya jenis penuturan seperti itu adalah perlunya flash back yang bisa jadi menghambat alur cerita yang berjalan. Bila tidak dilakukan dengan benar maka bisa bikin kehilangan momentum.
Terlebih flashback yang tidak bersinggungan langsung dengan kejadian atau terlalu panjang seperti kita nonton serial lain.
Dan sayangnya serial ini sedikit banyak juga seperti itu. Flash back sampai 2 eps sendiri. Dan masih ada flash back dalam sebuah flash back.
Tidak terlalu masalah sih memang. Hanya saja hal itu membuat alur jadi berjalan lambat. Karena format flasback nya kaya format episode penuh gitu. Jadi ga langsung nunjukin inti dari flashback dan informasi pentingnya, tapi ya kaya eps normal gitu, yang harusnya ditayangkan sebelum eps pertama.
Sedang cerita berjalan maju mundur dengan alur yang cukup rumit. Dan karena dimulai di fase build up klimak, jadi selepas eps 2 ketegangan mulai menurun karena build up nya mandeq.
Ditambah gaya foreshadowing yang kentara, bikin misterinya tidak terlalu berdampak. Karena alur jadi mudah ketebak.
Bahkan aku berhasil nebak itu salah satu dari polisinya pasti ada hubungan ama bos besarnya. Tipikal twist-twist pada genre crime.
Bukan karena aku pinter nebak. Tapi memang sengaja diperlihatkan dengan lumayan jelas. Mungkin maksudnya biar penonton emosi ngeliat para jagoannya bodoh ga menyadari hal tersebut.
Dan bila memang itu tujuannya maka berhasil. Setidaknya aku geregetan ngelihat banyak polisi bodoh dalam serial crime macam gini.
Polisi bodoh dan ga kompeten ga bakalan menganggu kalau dalam genre romance atau komedi. Tapi akan sangat menganggu dalam genre seperti ini. Apa lagi itu tokoh utama. 😦
Terus nyambung ke tokoh utamanya, menurutku cukup menarik sebenarnya. Tapi ga terlalu keliatan karena porsinya dalam cerita cuma buat semacam eksposisi alias penjelasan rencana dan latar belakang. Motif balas dendamnya ga tergambarkan dengan baik karena format misteri dari narasinya yang mengharuskan ia menutup-nutupi niat yang sebenarnya.
Hubungan asmaranya dengan si tokoh ceweknya juga tidak terlalu meyakinkan. Bahkan aku sempet yakin diawal-awal itu dia menggunakan si tokoh cewek untuk sarana balas dendam. Karena sikap lempeng yang ditunjukannya.
Aku baru tahu kalau dia beneran cinta itu karena dia ngomong. Jadi bukan karena tersirat. Tapi karena didekte ama plot.
Terus si tokoh ceweknya juga ga jelas motivasinya. Di flashback ia curiga bahwa si bapak melakukan ini itu tapi ga ada aksi buat nyelidiki kek, wong dia polisi/profiler. Tapi begitu si bapak mati dia jadi bersemangat terus baru tahu ternyata ada hubungannya sama si kakek pacarnya.
Lah, dia pacaran bukannya udah satu tahun sebelum si bapak mati? Terus di flashback juga dia memecahkan banyak kasus bareng pacarnya, kan? Kalau pacarnya sadar, kenapa dia ngga? Apa dia cuma haha-hihi selama satu tahun itu? Sangat disayangkan.
Terus temen se kepolisiannya itu oon sekali sebagai seorang detektif. Kenapa mereka jadi kaya Dom Toreto yang mendahulukan keluarga diatas logika? Padahal ga sedikit informasi yang bocor. Harusnya setidaknya mereka yang bukan penjahatnya merasa sedikit curiga dong.
Sedang tokoh penjahatnya sendiri nyaris ga ada karena lawannya adalah semacam organisasi yang bosnya muncul cuma di akhir eps doang. Sedang mini bos nya yang cewek itu cukup berhasil buat annoying.
Kemudian sisa penjahat lainnya ga ada yang menarik alias 2 dimensi semua. Ya jahat aja gitu. Ya serakah aja gitu. Ya psikopat aja gitu. Mindless aja gitu. Bahkan adegan sadis juga ditayangkan tanpa makna sama sekali. Cuma mau nunjukin bahwa sekte itu kumpulan orang-orang gila aja udah.
Ga ada alasan kenapa bisa ada banyak orang sadis di kalangan atas organisasi itu.
Terus caranya menyerang jagoan juga tipikal penjahat. Mengancam orang-orang terdekatnya. Dan sayangnya para jagoannya rapuh-rapuh dan ikut terjebak dalam ancaman tersebut demi menggelitik emosi penonton. Bahkan si jagoan yang digambarkan cerdas dan telah menyusun rencana sejak lama itu tidak mempersiapkan diri akan kemungkinan tersebut. Demi kebutuhan plot.
Endingannya pun terasa anti klimak. Karena build up rencananya yang mission imposible ama prison break itu gagal dan tidak memuaskan.
Plus bos terakhirnya cuma gitu aja. Bahkan si kaki tangan bosnya yang cewek itu sudah ngebunuh dengan sadis, endingannya cuma jadi stress gitu aja. Sebagai penonton aku tidak merasa puas. Apa semua itu sengaja biar bisa dibikin season 2 nya? Kalau iya, aku lewat ajah.
Terus judulnya Crime Puzzle itu aku ga tahu kolerasinya dalam keseluruhan cerita. Apa maksudnya sebuah metafora yang terlalu rumit buatku pahami?
Ada lagi yang jadi ganjelan ku dalam serial ini. Bagaimana sekte rohani itu bisa mendapat banyak pengikut yang setia dan fanatik pada awalnya kalau mereka melakukan hal yang menakutkan ke anggotanya sendiri? Apa ketuanya punya kemampuan persuasi tingkat dewa? Atau punya semacam mujizat atau hipnotis ala Profesor X?
Karena digambarkan banyak pengikut yang cukul fanatik. Tapi alasan mereka gabung ga cukup meyakinkan. Lelah dihina? Sedih karena istrinya koma? Masuk akal malah kalau alasannya karena materi dan kekuasaan. Tapi itu pun juga ga bakalan bikin orang jadi fanatik. Terutama orang-orang berpengaruh yang harusnya cerdik, ambisius, dan terkadang licik.
Bahkan di akhir eps si Jaksa muda itu juga nga percaya kalau atasannya ngebantu si sekte hanya karena blackmail ecek-ecek. Berasa meta komen. Alias sadar diri kalau plot ceritanya Lazy Writing.
Terus pemimpinnya cuma digambarkan sebagai seorang tua horni yang rada halu. Ga ada karismatis-karismatis nya sampai bisa diikuti oleh banyak orang. Kan jadi pertanyaan bagaimana sekte untanya itu bisa jadi gede pada awalnya.
Ya itu hal yang ganjel buatku. Karena seolah diadakan hanya untuk kebutuhan narasi. Kaya raja iblis di cerita-cerita fantasi. Anak buahnya banyak dan ga tahu dari mana asalnya.
Tapi setidaknya soundtrack nya bagus.