
Serial detektif/crime/action comedy yang cukup menghibur.
Serial ini punya karakter yang unik, dan penuturan cerita yang bagus kalau menurutku. Eps pertamanya langsung masuk begitu saja tanpa penjelasan yang bikin kita penasaran.
Nilainya : 2/5
Di awal aku sudah menduga tokoh utamanya mirip ama yang di film fight club. Karena kentara banget kalau udah pernah nonton filmnya. Dan ternyata bener. Tapi ga perlu kuatir aku spoiler. Karena serial ini ga bermaksud untuk menyembunyikannya. Alias membuatnya jadi gimik buat menarik perhatian.
Dan nyatanya itu berhasil. Dengan premis tersebut, serial ini bisa jadi serial detektif/crime yang unik dan menghibur.
Karakternya lumayan tapi perlu dipertanyakan. Sedang penggambaran 2 tokoh utamanya itu menarik dan menghibur menurutku. Hanya saja tokoh yang satu lagi terasa cuma buat plot device doang. Alias keluar cuma buat adegan tarung ama adegan kocak, dan jadi penting hanya saat diperlukan.
Sedang buat antagonis yang terakhir lumayan lebih bagus dari 2 antagonis sebelumnya. Ya meski ga terlalu berdampak karena dia muncul tiba-tiba out of nowhere tanpa build up yang cukup.
Mungkin bagi sebagian orang merasa tehnik persuasi dan mental bendingnya keren. Tapi buatku, disamping tidak terlalu masuk akal (karena karakter yang over power tanpa dibangun dengan baik itu jatuhnya kaya dipaksain gitu.), semua rencana dan prilakunya kebaca dan generik antagonis dari genre serupa. Dia keliatan hebat karena jagoannya yang bodo.
Tapi ngomong-ngomong soal tarung, serial ini punya koreo tarung yang keren, dan special efek yang kece. Meski hanya sepintas tapi itu tehnik pengambilan gambar dan editing nya terbilang cukup sulit dan butuh banyak effort.
Namun sayangnya alur serial ini sedikit lambat dan berbelit-belit untuk 12 eps. Karena pada dasarnya garis besar cerita dalam serial ini lumayan pendek dan tidak terstruktur dengan jelas.
Kita ga tahu tujuan utama dari si jagoan atau si antagonis dalam keseluruhan cerita. Karena formatnya mirip kisah harian seri tv CSI atau NYPD gitu. Yang tiap eps ganti musuh.
Bahkan di sepertiga akhir serial, selepas eps 7, cerita dan genre jadi berubah nyaris 180 derajat. Karena jadi nanganin kasus yang tidak seharusnya ditangani oleh polisi anti korupsi. Alias kasus pembunuhan dengan latar persuasi? Sebagai sarana menyelesaikan masa lalu si tokoh utama.
Yang menandakan bahwa posisi tokoh utama sebagai oknum polisi dalam divisi anti-korupsi yang harusnya menarik karena moral dilema hanya sekedar gimik supaya beda aja dari serial serupa. Malah kalau menurutku, si tokoh utama itu kalau dijadiin detektif pembunuhan bakal lebih masuk akal dan tidak berkesan maksa.
Memang cerita yang sebelumnya masih gantung, juga terselesaikan pada akhirnya. Tapi cerita itu terasa dipaksa masuk dalam kisah tersebut. Seolah 2 cerita dari 2 serial yang berbeda dipaksa untuk digabung-gabungin. (Serial bandar narkoba dan serial psikopat)
Menyisipkan komedi memang cukup ampuh buat menambah jumlah durasi. Tapi tidak cukup ampuh buat serial ini. Itu juga disebabkan karena adanya perluangan pola dan motif hampir 3 kali di sepanjang 6 eps pertamanya. (Karena 6 eps setelahnya serial jadi berubah genre. Alias pake pola dari cerita ‘mengejar pembunuh psikopat’ yang umum dan generik)
Ceritanya sendiri dibagi menjadi beberapa sub-cerita kecil yang berfokus pada satu kasus khusus yang saling berhubungan. Namun sayangnya alur setiap sub-cerita nya sangat similar dan terkesan berulang.
Jagoan dapat petunjuk, mengejar bukti penting, ujungnya gagal, tapi dapat ditutup dengan cara lain dan penjahat tertangkap. Setelah itu mulai lagi jagoan dapat petunjuk baru, dan seterusnya.
Bagus sih menunjukan sisi lemah si jagoan agar kesannya bisa berkembang. Juga bagus-bagus aja membuat adegan penjahat lebih unggul agar mengelitik emosi penonton, juga memberi dampak saat si jagoan Come back setelahnya.
Tapi kalau hal tersebut diulang dengan cara dan pola yang sama, atau setidaknya similar, ya bikin eneq juga nontonnya. Dan sayangnya serial ini seperti itu. Bahkan prilaku dan tingkah penjahatnya juga serupa. 😦
Kemudian endingnya. Umumnya kalau di 2 eps terakhir alias eps 11 sengaja dibikin drop banget. Pasti ada rencana yang disembunyikan dari penonton alias twist-twisan gitu untuk memutar arah cerita yang hanya tinggal 1 eps doang.Tapi yang ini nggak.
Entah serial ini ditulis dari awal emang kaya gini, atau sengaja supaya sok-sok an biar ga bisa ditebak, tapi endingnya tidak ditutup dengan memuaskan. Dalam hal ini, eps terakhirnya diisi ama jagoan yang masih bodoh aja untuk kebutuhan klimak narasi. Setidaknya menggunakan formula generik (pake twist ternyata si jagoan lebih pintar dan sudah merencanakan sesuatu) itu masih jauh lebih bagus.
Udah tahu dipanggil penjahat kok ga punya insting kalau itu mungkin jebakan. Datang sendirian, ga bawa senjata lagi. Padahal polisi/detektif. Masa mengandalkan kekuatan batin ala-ala protagonis manga shonen? Bodohnya dipaksa ama plot yang ditulis dengan sekedarnya. 😦