
Dibuka dengan cukup kuat. Eps pertamanya kasih semua back story yang diperlukan dengan efisien.
Serial tentang ambisi, dendam, dan pengabdian ini dipenuhi dengan ketegangan serta intrik politik di dalam istana.
Tone nya serius, ceritanya berat, dan alurnya njelimet. Tapi pengambilan gambarnya aestetic dan artistik sekali. Jarang liat scene-scene kaya gitu di drakor. Apa lagi yang genre era kerajaan kaya gini.
Bahkan beberapa adegan ngobrolnya ada yang sengaja di voice over buat menampilkan simbol dan analogi yang ingin ditunjukan, juga untuk menekankan aestetic pada visualnya.
Nilainya : 3.2/5
Berkisah tentang seorang raja yang menyedihkan dan seorang putri penghianat dalam upaya mereka mengambil alih otoritas dalam istana.
Alurnya berjalan dengan intent. Situasi selalu berubah seiring eps. Dikemas padet, lengkap dengan intrik dan politik nya.
Jarang ada adegan rileks santainya. Apa lagi sub cerita ringan yang biasa diisi ama kisah-kisah para pelayan atau figuran buat jadi semacam ‘filler’ di serial bergenre seperti ini pada umumnya.
Punya semacam Arc cerita baru saat mendekati akhir serial. Yang mana memperkenalkan plot serta antagonis yang baru lagi.
Sedang cerita utamanya sendiri seolah anti ama si protagonisnya. Yang mana selalu kalah dan bergantung pada orang lain. Bahkan sampai akhir seri.
Dan entah kenapa cerita malah jadi lebih seru saat si protagonisnya ga ada di eps-eps akhir. Hehehe…. harusnya fokus cerita ke si ceweknya aja sih. Pasti lebih seru.
Yang kumaksud dengan protagonis disini adalah si raja nya. Karena anggapanku dia yang paling dominan diceritakan dalam serial ini. Menyita hampir 3/4 dari keseluruhan cerita.
Sang raja itu digambarkan berambisi kuat untuk mengambil balik kekuasaannya. Dengan menghalalkan segala cara. Ga ragu meski harus mengorbankan kehidupan seseorang.
Tapi jadi ga rasional saat dalam mode bucin. Alias emosi dulu ga mikir panjang bakalan berakibat apa pada rencananya sendiri kalau menyangkut ama si tokoh utama cewek.
Karakter si raja ini ditulis tidak biasa buat seorang protagonis. Dimana dia struggle dan gagal untuk beberapa kali. Melakukan trik murahan tapi kalah pinter. Sampai sempat bikin aku pengen dia nya gagal karena terlalu egois dan ambis.
Bahkan aku ga merasa jengkel ama si selir satu lagi atau si ibu surinya. Malah kasian. Karena mereka cuma dimanfaatkan.
Dan jujur dengan build up sepanjang seri yang kaya gitu, terus menampilkan dia yang ternyata mastermind dibalik Arc terakhir yang malah mengorbankan banyak nyawa itu tambah bikin ga simpati aja ama si raja.
Aku pengen si ibu suri atau si penasehat itu baik-baik saja. Secara mereka ga diperlihatkan cukup jahat hingga membuat aku anti pati. Malah si rajanya yang diperlihatkan banyak berbuat hal jahat dan egois.
Sulit buat menikmati serial ini kalau ga ada si tokoh utama ceweknya yang tenang, cepat tanggap, dan cerdas. Mementingkan orang lain pula.
Mungkin memang disengaja buat penyeimbang, karakternya ditulis dengan bagus sebagai seorang protagonis. Penyitas dengan masa lalu tragis, yang tumbuh menjadi cewek tangguh dan baik hati. Strategis dan powerfull pula. Berhasil menarik simpati.
Dan aku suka kalau si Han Na merani karakter cewek kuat kaya gini.
Tapi aku paham sih, kenapa antagonisnya selalu menang, dan rajanya digambarkan menyedihkan di awal seri. Itu bertujuan buat membangun situasi yang bisa memberi dampak saat jagoan menyerang balik. Jadi akan terasa pay-off nya saat ngeliat si antagonis kalah.
Dan ngomong-ngomong soal antagonis, si penasehat raja itu kayaknya dia tokoh utama dari serial ini deh. Bahkan dia punya ending yang dramatis. Dan di posternya dia di paling depan gede gitu. π
Karakternya ditulis dengan bagus buat seorang antagonis. Berkarisma, berwibawa, cerdas, tenang, dan penuh perhitungan. Bahkan digambarkan sebagai seorang suami dan ayah yang cukup baik. Tapi mungkin bukan kekasih yang baik.
Jauh lebih pinter dari tokoh utama cowoknya. Cuma sial aja dia milih orang yang salah buat dijadiin Ratu. Dia kaya ngasih cakar ke anak macan.
Sudut pandang dan ambisinya ditulis cukup menarik. Jauh lebih menarik dari ambisi si raja. Setidaknya aku ngerti kenapa dia rela menghalalkan segala cara dan terobsesi buat jadi King Maker.
Bukan kaya si rajanya yang cuma pengen wewenangnya balik. Bahkan dia baru mulai sadar mau melindungi rakyat di eps ke 10. itu pun gegara bucin. Inget omongan si cewek pas si cewek lagi ngambek.
Si aktor yang meranin karakter penasehat itu aktingnya sangar. Terakhir aku tonton dia jadi profiler eksentrik rambut gondrong di serial Tell Me What You Saw.
Terus buat karakter ibu suri nya juga ditulis dengan menarik. Hanya saja ga terlalu punya banyak andil dalam cerita di awal-awal. Karakter tragis yang selalu digunakan sebagai alat oleh orang lain. Aku simpati pada karakter ini.
Pemilihan aktrisnya juga menarik. Wajahnya kaya cewek kalem innocen yang biasa jadi karakter lemah dan tertindas. Plus kalau senyum cakep lagi. Jadi berasa unik aja membuat dia jadi tokoh antagonis.
Kalau pas dibuat kejam ga sampai bikin benci atau emosi. Sedang pas dia kalah, rasanya ikutan sedih bukannya gembira.
Istri si penasehat juga ditulis dengan bagus. Meski cuma muncul dikit banget. Wanita bangsawan yang bermartabat. Menjunjung tinggi adat dan tugasnya.
Ya, jadi intinya sih semua karakter dalam serial ini menarik simpati kecuali si raja.
Sedang romance tokoh utamanya sendiri aku kurang begitu dapet. Meski dinamika hubungan mereka ditulis dengan bagus dan tidak terlalu generik. Tapi dua tokoh utamanya itu kaya kurang meyakinkan kalau mereka sama-sama suka.
Setidaknya yang kutangkep cuma si ceweknya doang yang suka. Si rajanya itu ga keliatan kaya orang yang lagi jatuh cinta. Kelakuannya aja yang bucin, tapi gestur dan tatapannya berasa biasa aja.
Pas lagi sedih karena si cewek, rasanya lebih kaya orang yang lagi kecewa gitu. Terus pas lagi senyum ama si cewek, keliatannya kaya ga lepas gitu. Mungkin emang mimik mukanya aja kali ya? Tapi aku ngeliatnya kaya gitu.
Atau mungkin juga efek karena aku sudah ga simpati ama karakter si rajanya juga kali, ya? Jadi adegan romantis mereka di eps-eps akhir kebanyakan aku skip. Malah aku berharap mereka ga bahagia. Karena rasanya ga terima aja bikin si raja bahagia setelah kelakuannya seperti itu. π
Malah kisah cinta si penasehat sama si ibu suri nya yang jauh lebih dapet feel nya. Tatapan getir penuh kekecewaan mereka berdua meyakinkan kalau mereka bener-bener saling cinta. Keromantisan mereka lebih mengena. Aku lebih mewek saat liat adegan mereka berdua. Kisah tragis karena ambisi. π₯
Sedang untuk endingannya sendiri cukup proper. Dengan masih meninggalkan hal-hal yang belum tuntas. Seolah ngasih indikasi bahwa siklus politik dalam istana akan kembali berulang terus tanpa akhir.
Tapi seperti yang ku tulis di atas, aku berharapnya sih endingan nya si raja mati, dan si cewek jadi ratu. Membesarkan anaknya jadi raja yang lebih baik. π
Terus juga serial ini punya banyak banget dialog bagus buat inspirasi nulis. Manteb lah pokoknya.
Cinematografi nya cakep. Landscape nya kece. Sudut pengambilan gambarnya juga kreatif. Sering banget menggunakan objek sekitar atau latar belakang buat bikin gambar yang artistik. Se-artistik adegan monolog dan metafora yang sengaja digunakan. Bahkan slo-mo dan transisi adegan juga dibuat se aestetik mungkin.
Ost dan background music nya juga manteb. Meski lagu ballad sendu, tapi pas-pas aja buat genre serial ini.