Serial Komedi Romantis tentang Penulis dan seorang Artis. Dengan banyak gimik.
Jadi awalnya aku nonton serial ini karena baca review dari situs internasional yang sebagian besar mengatakan serial ini jelek dan membosankan. Bahkan tidak sedikit yang menyalahkan Penulis dan Sutradaranya. Dan karena aku tidak terlalu suka ama genre Romance, aku jadi penasaran seperti apa jenis Romance yang dibilang jelek oleh orang-orang itu. Maka dari itu aku memutuskan untuk nonton.
Dan aku bisa mengerti kenapa orang-orang mulai ga suka memasuki eps 7. Dan berhenti di eps 10 atau 12. Tapi buat berhenti di eps sebelum itu, rasanya cuma karena selera aja deh. Karena menurutku serial ini lumayan sampai eps 6. Meski dipenuhi adegan picisan yang tidak masuk akal.
Ceritanya tipikal genre Romance. Sweet dan klise gitu di awal-awal eps, terus jadi melodrama di akhirnya. Formulanya mirip-mirip kisah roman jadul.
Tapi disamping itu juga serial ini kaya gado-gado. Nyaris semua gimik dalam genre roman ada dalam serial ini. Buatku sih oke-oke aja meski dipaksakan. Asal ga kerasa annoying atau dragging.
Aku juga masih oke dengan semi slice of life dan slow build up beberapa sub ceritanya. Seperti kisah si mamah-mamah dan cinta si atasan kedua tokoh utamanya. Tapi bukan kisah si manager ama asisten penulis. Adegan mereka cuma comic relief. Annoying.
Sedang alurnya berjalan cukup cepat di awal. Dari benci jadi suka progresnya cuma 1 atau 2 eps doang. Hal seperti itu fine-fine aja sih kalau memang jumlah eps nya sedikit. Tapi jadi pertanyaan kalau total eps nya panjang. Entah karena masih ada cerita lain yang akan dibahas, atau memang ada yang salah dari cara penulisan ceritanya.
Dan kurasa serial ini tergolong dalam keduanya. Memang ada cerita dan tema lain yang ingin diceritakan di paruh berikutnya. Tapi tidak terstruktur dengan baik. Alias ga fokus.
Bila memang pengen pake gimik ala film Ghost di babak keduanya, harusnya dihitung dulu jumlah durasi. Jadi bisa tahu sub cerita mana aja yang harus dipotong, mana yang harus diperkuat. Agar pergerakan cerita terasa lebih proporsional dan berdampak.
Dan entah kenapa rasanya seperti cerita yang disambung oleh penulis lain di paruh keduanya. Karena tiba-tiba berubah arah dan nuansa. Meski sebenarnya arah cerita sudah di set di awal-awal.
Dan hal tersebut sedikit banyak membuktikan bahwa cerita bila tidak mengikuti trope dari genre, atau coba untuk memodifikasi pola tipikalnya, akan jadi buruk dan kurang nyaman dinikmati.
Tapi untungnya aku tumbuh dengan film-film jepang yang absurb dan banyaknya memang sengaja tidak mengikuti pola umum sebuah trope. Jadi santai.
Karakternya juga standar. Ya, setidaknya karakter cowoknya ga banyak basa-basi meski dia tipe-tipe yang tsundere gitu. Nilai lebihlah.
Penulisan porsi karakter antara lead dan second cbaracter nya bagus. Meski dibuat seolah mereka equal alias memiliki awalan yang sama, tapi digambarkan lebih condong ke si lead character. Menurutku itu langkah yang benar, secara itu tokoh utama. Diluar masalah bagus tidak bagus, atau suka tidak suka dengan karakternya.
Paling yang aku kurang suka itu si tokoh ceweknya. Bukan karena Reverse Harem nya, tapi dia tipikal tokoh dalam genre Romance. Egois, tidak tegas, terus di saat-saat tertentu bisa keliatan kuat, tapi saat dibutuhkan plot jadi mendadak rapuh.
Dan juga semua orang dalam serial ini entah bagaimana terhubung satu sama lain dalam hal-hal tertentu.
Yang pemeran cowoknya cocok kalau jadi orang ansos yang suka kebersihan kaya perannya di serial Because This Is My First Life.
Dan untungnya aku selalu tidak berharap banyak pada serial bergenre Romance. Malahan, aku lebih suka yang random atau komedi romantis yang klise tapi menghibur. Karena pada dasarnya aku memang kurang suka ama trope dan formula genre Romance sih. š
Sedang cara menarasikan adegan di sepanjang serial ini cukup bagus menurutku.
Sementara endingnya menurutku cukup bagus. Karena aku suka Sad Story š
Nilainya : 2.8/5
Ya, setidaknya aku dapat beberapa dialog catchy buat bahan tulisan š
Hidup itu Hobby 