Serial Mystery/Thriller intents yang dipenuhi dengan adu akal dan saling suudzon.
Dari awal penonton sengaja disuguhi dengan adegan ambigu yang membuat kita terus menebak-nebak sebenarnya jagoannya jahat atau baik.
Punya cinematografi yang unik. Pengambilan gambar dan adegannya entah kenapa terasa artistik, dibalut dengan alunan gitar classic dan Blues gitu. Dan kadang visualnya lebih berkesan horor dibanding sadis.
Penulisan karakter sama dialognya cerdas. Dinamik antara 2 tokoh utamanya menarik sekali. Sama-sama stressnya, jadi cocok. Terus itu pemeran tokoh tua nya manatb banget memerankan sosok ambigu.
Karakter yang lain pun ditulis dan diperankan dengan bagus pula. Hubungan dan latar belakang mereka ditulis untuk mendukung keseluruhan cerita. Rapi dan tidak ada yang sekedarnya. Aku suka.
Yang main jadi pemilik kedai dagingnya cakep. ❤
Narasinya satu utuh. Alias menyelesaikan satu kasus pembunuhan yang melebar. Tapi meski begitu alurnya tetap berjalan dengan pas dalam 16 eps. Itu karena cerita dibuat menyerupai misteri pembunuhan klasik dengan semakin bertambah banyaknya tersangka. Hanya diberi jedah cooling down di tengah-tengah seri. Tepat di eps 9 yang seolah menjadi penanda permulaan babak baru.
Ketegangan dan pengungkapan misteri pun terus terjaga posrinya sampai akhir. Bahkan adegan mengharukan dan yang bikin emosi juga hadir dalam kadar yang pas.
Twist nya cukup tidak terduga, ala-ala film The Usual Suspects. Dan juga dramatis kaya Manga-Manga Detektif gitu.
Sedang diluar misteri dan cerita utamanya, serial ini juga mengusung tema kehilangan, penyesalan, dan berdamai dengan diri sendiri.
Untuk endingnya cukup memuaskan, meski ga punya klimak yang wah. Tapi semua misteri terungkap, semua karakter dapat penutup, meski terkesan terburu-buru. Tapi masih oke lah menurutku.
Nilainya : 4/5
Hidup itu Hobby 