
Serial saduran series UK dengan judul yang sama ini punya tema yang berat. Yaitu Politik dan spionase. Yang dikemas dalam genre misteri/detektif yang intents dan seru. Ya, untuk yang suka ama jenis genre ini, sih.
Tone nya udah dipasang sejak eps pertama. Berat dengan intrik dan konspirasi. Mengangkat tentang Patriotisme.
Alur maju mundurnya ga pake aba-aba dan tanda-tanda. Tau-tau masa lalu, tau-tau masa sekarang. Jadi rawan bikin bingung pas di awal-awal eps.
Sedang alur utamanya bergerak lambat kalau melihat dari keseluruhan cerita. Diisi sama hal-hal keluarga dan muter-muter di bagian penyelidikan di awal-awal eps.
Mungkin biar pas dalam 16 eps kali ya? Padahal kalau menurutku sih, meski itu ditambah dengan timeline masa lalu, harusnya dengan cerita segitu, paling lama 8 eps cukuplah. Padahal durasi 1 eps nya juga 1 jam lebih. Sedang serial aslinya aja cuma punya 6 eps doang.
Sedang pembangun klimak dimulai di tengah eps 11. Dan itu pun masih turun naik. Untungnya setelah eps 12 sampai ending, eskalasi cerita berjalan dengan baik.
Karakter utamanya sih suami istri. Tapi di sepanjang cerita, ada cukup banyak karakter lain yang ikut berperan. Melihat dari temanya yang intrik politik dan spionase.
Karakter Utama Cowoknya aku kurang suka. Bukan karena sifatnya yang ditulis terlalu bucin dan tidak tegas. Meski sedikit mengganggu tapi masih oke lah. Yang aku kurang suka itu dia berasa pemeran pembantu gitu. Padahal gambarnya paling gede di Promotional Poster. Tapi porsinya dalam pengerak cerita sedikit. Terus aksi yang dilakukannya tidak terlalu berdampak pada narasi besarnya.
Bayanganku saat membaca sinopsisnya, si tokoh utama cowok ini akan mati-matian melindungi keluarganya dari agensi. Jadi seru gitukan? Tapi ternyata adem ayem aja. 😦
Dan juga si tokoh utama cowoknya itu ga berpikir praktis dan cerdas mengingat ia pernah jadi agen. Ada HP flip nomor sekali pake, kan? Kenapa ga bantu istrinya dengan kasih petunjuk atau peringatan dari HP kaya gituan. Lebih direct, lebih gampang, lebih aman. Mungkin karena plot kali ya? Tapi ya jadi mengorbankan si karakter.
Kalah ama karakter penjahat temennya yang sama-sama mantan espionase. Karakter itu jauh lebih menarik. Sepak terjangnya lebih banyak mempengaruhi cerita beejalan.
Sedang si tokoh utama ceweknya sih, emang tokoh utama beneran. Aku suka penulisan karakternya. Tegas dan berani. Meski sifat terlalu gampang percaya untuk ukuran seorang Pengacara, bila menyangkut orang yang dia anggap baik itu, rasanya kaya dia beruntung sekali sampai tidak kenapa-kenapa. Tapi itu bukan hal yang sampai membuat gregetan, sih. Terus pemerannya yang tua dan yang muda kalau diperhatikan wajahnya mirip.
Terus karakter penjahat yang tua itu kelihatan keren kalau adegan nembak. Cocok jadi agen rahasia ala-ala James. Fokus pada misinya. Ga peduli ada Collateral Damage, yang penting musuh ga kabur.
Tampang pemainnya pas banget jadi penjahat, meski terkhir aku liat dia jadi orang baik di serial Designated Survivor.
Bahkan si Jaksa yang selalu ngemil itu juga punya karakter dan unik. Pembentukan karakternya bagus dari awal. Karena moral kompasnya terus bergerak.
Karakter dua anaknya juga manteb. Meski minor, tapi bagus. Apa lagi si kakak.
Sedang endingnya sendiri cukup bisa diterima menurutku. Meski tidak semeriah yang aku harapkan. Setidaknya kasusnya tuntas, semua misteri terpecahkan, dan karakter utama dapat penutupan.
Nilainya : 2.5/5
Serial ini lumayan sih, kalau menurutku. Tapi sayangnya dengan latar cerita suami yang seorang agen rahasia itu, tidak menitik beratkan pada misteri dan kucing-kucingan antara si suami dan istri. Hal ini baru disentuh di akhir-akhir cerita. Sementara narasi besarnya sendiri juga tidak terpengaruh dengan status si suami. Itu kalaupun si suami ditiadakan, narasi besarnya masih dapat berjalan tanpa perlu perubahan yang berarti.
Terakhir yang mengusik dari serial ini adalah, kalau dialog hal penting sengaja ga selesai. Contohnya pas lagi ngobrol, terus bilang jangan-jangan dia…. abis itu dibales, dia kenapa? Tapi udah dipotong aja gitu. Biar berkesan misterius. Padahal ga ada ceritanya orang yang lagi ngobrol serius, dan cuma berdua doang bakalan ngomong kaya gitu. Kalaupun ada berarti orang itu alay.
Dan itu sering sekali, jadi bikin geregetan. 😦