
Serial Legal/Crime Fantasy yang mirip ama film Family Man nya Nicolas Cage. Tapi yang ini pake gimik Dunia Paralel.
Serial ini punya perpaduan pas antara kisah keluarga yang mengharu biru, dan kasus kejahatan yang di narasikan secara bagus. Ditambah dengan adegan yang selalu mengelitik emosi.
Karakternya ditulis bagus. Perubahan sifat sesaat karena situasi juga bagus.
Karakter ceweknya juga konsisten. Baik yang benci banget ama yang cinta banget.
Plus cakep rambut pendek leher jenjang. 😍

Hubungan antara 2 tokoh utamanya juga aku suka. Cute gitu mereka. Meski mungkin generik romkom, tapi menarik dan dapat dinikmati. Baik saat musuhan atau saat jadi pasangan.
Dan meski beberapa kasus twistnya standar dan gampang ditebak, tapi karena memang fungsinya hanya sebagai alat penggerak narasi besar dan perkembangan karakter, jadi masih masuklah. Karena karakternya cukup menghibur.
Serial ini merupakan salah satu contoh penulisan tokoh pendukung (second-lead) yang baik. Jadi meski si tokoh pendukung dibuat simpatik alias baik, rela berkorban, pengertian, dll, namun tidak menyita keberpihakan audien. Alias ga bikin Second-lead Syndrome.
Itu karena tokoh utama digambarkan sama bahkan lebih baik dari tokoh pendukungnya. Dan yang terpenting adalah memastikan bahwa karakter utama tidak terlalu egois dalam bertindak.
Karena dalam genre romantis pada umumnya, tokoh utama yang sedang kasmaran itu sering kali digambarkan bertindak egois. Alias dengan menzolimi karakter lainnya. Dan itu akan menimbulkan Second-Lead Syndrome bila karakter pendukung dibuat simpatik. Meski hanya sedikit.
Nilainya : 3.8/5
Potentially spoiler section.
Cuma satu yang ku sayangkan dari serial ini. Dari semua penulisan karakter yang ada, musuhnya malah dibuat terlalu komikal. Dua Dimensi. Udah, jahat aja gitu. Ga pernah dikelihatin sisi lainnya.
Karakter Pembunuhnya malah sedikit lebih menarik. Karena setidaknya ada alasan dibalik kelakuannya itu. Ya, meski banyak hal yang kondisinya terasa banget dipaksakan.
Tapi masih bisa ditolelir, sih. Karena tidak terlalu mengganggu.
Terus di bagian endingan yang ada 2 tokoh utama di lobby rumah sakit pas lagi lihat pameran gambar bocah itu, kalau menurutku merupakan cara kreatif buat kasih tahu bahwa di dunia yang versi sudah punya anak itu si mamahnya ga mati. Sudah sadar dari kejadian dipukul palu pas si tokoh utama cowoknya sadar dari koma, meski keliatan masih di atas kursi roda.
Jadi intinya hepi ending di ke2 dunia. Yeay! 😀