
Serial yang mirip ama Dr. Jin, tapi kebalikannya. Doktee cewek terlempar ke masa lalu. Plus ada Min-Ho nya. 🙂
Serial ini lebih ke Romance dengan gimik Time Travel. Dan meski dibalut dengan intrik politik dan misteri ala-ala perjalanan waktu, tetep aja ciri khas genre roman yang saling berkorban demi pasangan dengan keputusan-keputusan bodoh yang ditutup-tutupi pun memenuhi serial ini.
Sebenarnya sih, porsi roman, aksi, intrik politik, dan misteri nya nyaris seimbang, tapi aku merasa sedikit ‘énék’ dengan banyaknya keputusan bodoh untuk berkorban yang di ulang-ulang di sepanjang cerita. Rasanya si karakter itu ga berkembang. Ga belajar dari pengalaman.
Ya kebanyakan genre roman memang mengerakan cerita berdasar emosi aja. Tapi kaya ga tepat bagian itu dipakai di kisah yang ga 100% Romance kaya gini. Tapi mungkin memang bukan seleraku aja sih.
Cuma kisah cinta si raja dan ratunya aja yang lebih bisa ku nikmati. Karena ada saat mereka berkorban sembunyi-sembunyi, tapi setelah itu ada progress hubungan dan jadi berkorban bersama-sama. Karakternya belajar dari pengalaman. Bukan kaya si tokoh utamanya.
Dan menurutku serial ini cukup hanya dengan 16 eps saja. Karena 24 eps itu terlalu panjangan kalau dilihat dari keseluruhan cerita. Meski cerita dibagi menjadi beberapa Arc sekalipun. (Jadi 1 cerita kelar, terus dilanjut cerita yang lain lagi namun masih berhubungan) Jadi cerita perebutan buku harian yang bertele-tele dan adegan tarik ulur yang bikin jenuh itu bisa dikurangi.
Nilainya : 2/5
Ku kasih nilai 2 itu karena endingannya ngga maksa dan semua Time Loop nya konsisten. Meski ga greget sama sekali sama sekali sih.
Potentially spoiler section.
Mungkin yang sedikit ku pertanyakan menyangkut Time Travel nya adalah bagian fenomena buat buka gerbang waktu di awalnya eps. Yang terasa maksa, karena pas banget ada raja lewat, ada yang luka, dan pas di deket gerbang tempat Dewa Sakti datang, terus gerbang pas lagi kebuka juga.
Rant Section.
Sedang keluhanku di luar tema Time Travelnya mungkin sama kaya serial Dr. Jin. Yaitu Karakter jagoannya. Di serial ini karakter ceweknya annoying banget di 10 eps awal.
Seperti tidak tahu tempat dan kondisi. Kalau sekali pas di awal karena belum tahu sih ga apa. Tapi udah tahu dia masa lalu, udah tahu dia diculik, udah tahu mungkin bakalan mati, tapi masih bertindak seenaknya dan tidak berhati-hati.
Sifatnya terlalu ceroboh dan kekanak-kanakan untuk seorang dokter. Sudah tahu dia di era kerajaan. Tapi dia masih minta ini itu tanpa peduli aturan yang sedang berlaku. Ngeluh karena dibawa paksa, tapi ga mikir gimana caranya pulang. Pengennya pergi sendiri aja. Terus nangis karena dituduh sebagai pemberontak, bukan takut karena nyawanya bakalan melayang.
Kalau memang mau bikin karakter dengan sifat seperti itu, setidaknya cocokin ama profesinya biar sedikit meyakinkan. Mungkin kalau itu serial drama roman yang ga perlu mempertaruhkan nyawa sih, masih bolehlah sedikit annoying.
Dan karakter banyak omong tapi ga bisa apa-apa, alias karakter ‘badut’ itu harus ditulis dengan bagus kalau mau dijadiin tokoh utama. Kalau ngga lebih baik jadiin Side karakter aja.
Plus di eps 10an si cewek itu kagetnya kaya sinetron atau film India gitu. Dapet buku ada tulisan namanya sendiri aja langsung histeris kaya besok mau kiamat. Orang harusnya kaget terus bingung gitu. Ini malah nangis kaya yang baru diputus pacar. Hedew 😦
Tapi untungnya selepas eps 10 karakternya mulai berubah. Jadi lebih waspada, ga gampang ngomong sembarangan, punya PTSD dari kejadian pembunuhan yang ia lihat, dan stress karena berada di tempat asing tanpa tahu jalan pulang. Meski masih cerewet dan easy going, tapi sifat seperti ini jauh lebih mendekati masuk akal melihat situasi yang dialaminya.